jejak tulisan si kaki kecil

5 Cara Mengatasi Trauma Psikologis yang Wajib Dicoba!

Konten [Tampil]
Cara Mengatasi Trauma Psikologis yang Wajib Dicoba!

Hai, kawan si Kici!

Siapa yang memiliki pengalaman menyakitkan dan sedang mencari cara mengatasi trauma psikologis? Memiliki luka apalagi akibat sebuah pengalaman memang bisa membekas lama bila dibiarkan. Bahkan tak jarang kita tak menyadari jika memiliki luka itu.

Akhir-akhir ini kita sempat mendengar berita tentang ibu yang menghilangkan nyawa anaknya di depan anak-anak yang lain. Hal itu dilakukan dengan dalih agar anaknya tak merasakan apa yang dirasakannya dahulu. Sedih ya? Anak yang nggak tau apa-apa malah jadi korban tindakan orang dewasa.

Bahkan aku tak sengaja membaca tulisan seseorang di twitter tentang kehidupan ibu itu dahulu kala. Seseorang itu mengenal ibu itu sebagai seorang pemiliki salon dengan tiga anak. Walaupun terlihat kerepotan tetapi ibu itu terlihat baik-baik saja. Ibu itu pun selalu bersikap baik dan selalu mengajarkan hal baik kepada anaknya.

Kisah masa lalu yang terlihat baik-baik saja itu lalu musnah dengan satu kejadian. Siapa yang menyangka ibu yang terlihat baik-baik saja itu ternyata memiliki luka yang semakin lama mungkin semakin dalam dan akhirnya muncul begitu saja kepermukaan. Hingga akhirnya menjadikan suatu tindakan yang merugikan orang lain.

Luka Pengasuhan yang Tertinggal

Luka pengasuhan selalu menjadi topik yang menarik bagiku. Kalau kalian pikir luka ini hanya diperoleh dari anak yang broken home atau mendapatkan kekerasan ketika kecil, kalian salah. Menurutku hampir semua anak tuh punya luka pengasuhan walaupun akan berbeda-beda tingkatnya. Ini pendapatku aja loh, mungkin aja ada kawan si Kici yang tak merasakannya.

Teringat cerita salah seorang teman yang menyadari jika memiliki luka pengasuhan. Kalian tau nggak apa itu? Dia merasa, "Kok orang tuanya nggak ngajarin dia ya buat pakai hijab ketika baligh?" Pertanyaan yang berkesan sepele tapi ternyata meninggalkan luka. Walaupun pada akhirnya mengikhlaskannya, mungkin memang saat itu ilmunya masih kurang.

Sebenarnya ada banyak loh hal sepele yang bisa menjadikan luka dan berkelanjutan tanpa kita sadari. Ketika membandingkan, "Kok kamu nggak bisa tapi dia bisa? Kan sama-sama sekolah di tempat yang sama?" Jleeeb, pernah nggak gitu? Perlakuan yang sering terlontar tanpa sengaja dan sadar itu bisa meninggalkan luka.

Cara Mengatasi Trauma Psikologis

Luka yang tak nampak ini ternyata perlu untuk diobati agar tak semakin luas dan dalam. Lalu bagaimana si mengatasi luka psikologi ini?

1. Sadari Penyebab Luka

Hal pertama yang perlu dilakukan jika kita ingin mengatasi luka psikologi adalah memahami apa si penyebab luka itu. Aku pernah menjadi volunteer untuk salah satu penelitian seorang mahasiswa psikologi dan memang penyebab itulah yang akan terus di gali. Sehingga akan mudah untuk mengobatinya.

Kalau kita tak mengetahui menyebabkan akan cukup susah untuk menyembuhkannya. Ya karena kita gatau pemicunya apa. Misal nih, kita punya ketakutan akan ketinggian, kita perlu tau apa si yang menyebabkan itu. Apakah kita pernah jatuh atau apa? Kita tak mungkin memiliki ketakutan itu tanpa ada penyebabnya.

Jika kita sudah mengetahui penyebabnya maka akan dengan mudah meminimalisir muncul rasa sakit itu. Kita akan mencoba menjauhi apa yang akan mentriggernya. Sehingga perasaan sakit itu akan perlahan-lahan sembuh karena kita tak lagi merasakannya.


2. Terima dengan Ikhlas

Bagian menerima memang tak mudah. Siapa si yang mau menerima rasa sakit atau kenangan buruk dengan mudah. Namun, kita perlu menyadari jika semua terjadi atas takdir Allah. Apa Allah jahat sama kita? Enggak dong, Allah selalu menyayangi hambanya. Rasa sakit atau kenangan buruk itu kita terima karena Allah yakin kita sanggup menerimanya.

“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.”
(HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani)

Tak harus kita langsung menerima tapi pelan-pelan berusaha untuk melapangkan dada. Pernah aku mendengar nasihat tentang luka ini. Mungkin kita ditakdirkan menerima rasa sakit ini untuk memutuskan rantai. Jadi jangan sampai apa yang pernah kita alami di masa lalu terjadi juga pada keturunan kita. Biarlah kita menjadi orang terakhir di rantai itu.

3. Lakukan Hal Positif

Hal buruk bisa berangsur-angsur sembuh jika kita melakukan banyak hal positif untuk sedikit melupakannya. Kita bisa mencari hal baru atau melakukan hobi yang biasa kita lakukan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengobati luka psikologis itu, seperti menulis, menggambar, ataupun olahraga.

Dari yang pernah aku dengar dari seorang blogger, alasan mengapa memulai menulis ya ingin menuangkan perasaannya. Terkadang lebih mudah mengungkapkan rasa melalui tulisan dibandingkan kata-kata. Namun, siapa sangka si, dari alasan yang terlihat sederhana itu membawanya menjadi blogger yang bisa menghasilkan uang.

4. Bercerita dengan Orang Terpercaya

Jika memang menyembuhkan luka itu perlu dukungan orang lain. Tak ada salahnya untuk membagikannya kepada orang lain yang terpercaya. Kita jadi bisa memiliki pengingat jika luka itu muncul dan membuat kita crangky. Sehingga apa yang kita lakukan lebih bisa terkendali dan tidak melewati batas.

Dengan memiliki teman bercerita kita juga bisa memikirkan banyak solusi agar lebih mudah menyembuhkan luka itu. Sehingga beban yang selama ini kita pikul sendiri bisa sedikit demi sedikit berkurang dan luka itu pun bisa sembuh nantinya.

5. Datang ke Ahli

Langkah terakhir yang bisa dilakukan jika luka itu memang parah ya mau nggak mau kita harus meminta bantuan ahli. Nggak usah malu jika memang harus berkonsultasi dengan psikolog bahkan jika nantinya butuh menanganan psikiater. Malu tak akan menjadikan kita sembuh malah menjadikan luka semakin parah.

Tapi kan biaya untuk konsultasi mahal? Eiits, tenang aja kawan si Kici! Banyak kok rekomendasi psikolog yang memberikan konsultasi gratis. Bahkan aku membaca pengalaman orang di twitter, jika psikiater pun ditanggung oleh BPJS. Jangan mengkhawatirkan biaya jika memang tak memiliki budget yang banyak.

Penutup

Luka yang terjadi akibat suatu kejadian memang tak mudah untuk disembuhkan seperti membalikkan telapak tangan. Namun, buka tak mungkin untuk disembuhkan. Perlahan-lahan jika kita mau, Insya Allah luka itu akan sembuh dengan sendirinya seiringan dengan waktu.

Nah, kawan si Kici, kalau memiliki cara mengatasi trauma psikologis lain bisa loh sharing di kolom komentar. Yuk, bisa yuk memahami jika masalah mental ini tak sepele. Namun, aku tak akan membenarkan semua tindakan yang merugikan orang lain dengan alasan masalah mental. Apalagi selalu menjadinya tameng ketika melakukan hal negatif.
Zakia Widayanti
Seorang yang mengaku introver dan menjadikan tulisan sebagai jalan ninja agar tetap waras. Tulisan adalah caraku menyampaikan keresahan dan kegelisahan. Terkadang semakin banyak menulis bisa jadi tanda jika aku sedang galau atau sedih atau mungkin banyak deadline :)

Related Posts

Posting Komentar