Konten [Tampil]
Hai, kawan si Kici!
Pernahkan kalian membaca Ayahku Bukan Pembohong? Salah satu novel fiksi karya Tere Liye yang mengangkat kisah keluarga. Kisah yang sederhana dan sangat lekat dengan sehari-hari ini menjadikannya salah satu buku yang cukup menginspirasi bagiku.
Ayahku Bukan Pembohong
Novel ini mengingatkan kita akan ayah kita. Apalagi novel ini menceritakan bagaimana hubungan seorang anak dan ayah yang berubah ketika dewasa. Tentunya akan memberikan pelajaran tentang berharganya seseorang apalagi keluarga ketika masih hidup.Blubr Ayahku (Bukan) Pembohong
Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya?Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya.
Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.
Sinopsis Ayahku (Bukan) Pembohong
Kisah ini menceritakan seorang anak bernama Dam. Dam memiliki ayah yang pandai bercerita dan membuahnya sangat menyukai ayahnya. Cerita itu adalah cerita masa lalu ayahnya untuk memberikan banyak pelajaran bagi Dam.Namun, semua berubah ketika Dam beranjak dewasa. Menurut Dam, kisah-kisah yang diceritakan ayahnya adalah bualan belaka. Apalagi ayahnya tak pernah bisa membuktinya semua kisah yang diceritakan. Hal, itulah yang menjadikan awal mula Dam membenci ayahnya. Dam menganggap ayahnya adalah pembohong.
Perasaan benci Dam kepada ayahnya semakin bertambah ketika ayahnya kembali mengulang kisah itu kepada anak-anak Dam, bernama Zas dan Kom. Zas dan Kom sangat menyukai cerita kakeknya dahulu seperti Dam kecil yang menyukai kisah itu.
Puncaknya, Dam marah pada ayahnya dan meminta berhenti menceritakan kisah itu karena semua itu adalah bohong. Ayah Dam sangat sedih dan pergi ke makan istrinya. Ketika Ayah Dam ditemukan, ayahnya itu telah menyusul mendiang ibu Dam.
Mengetahui hal itu, Dam sangat sedih dan menyesal. Apalagi Dam telah mengetahui kebenaran kisah masa lalu ayahnya. Semua itu adalah kisah nyata, bukan bohong belaka. Pada saat pemakaman pun semua orang yang ada di kisah ayam Dam, datang sebagai pelayat. Mereka mengatakan bahwa kehilangan jejak ayah Dam sehingga tak pernah bertemu hingga bertahun-tahun.
Penasaran kisah lengkapnya? Siapa saja yang ada di kisah masa lalu ayah Dam? Baca lengkapnya di Novel Ayahku (Bukan) Pembohong ya!
Judul : Ayahku (Bukan) Pembohong
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2011
Tebal buku : 304 halaman
ISBN : 9786020331584
Insight Ayahku (Bukan) Pembohong
Novel ini memberikan pembelajaran bagi yang membacanya. Begitu pula untukku. Ada dua hal yang cukup berkesan untukku dari novel ini. Apa aja tuh?1. Jangan Menyakiti Orang Tua
Sikap Dam yang berubah ketika dewasa bahkan membenci ayahnya ini membuatku belajar agar kita tak berbuat hal yang sama. Bahkan sampai menyesal seperti Dam. Sekalipun orang tua kita tak memperlakukan kita dengan baik, kita harus tetap baik sebagai anak. Bukan malah membalas perbuatan mereka.Bahkan dalam Islam, kita diperintahkan untuk berkata baik kepada orang kita. Sekalipun kita berbeda pendapat dengan orang tua, kita harus menyampaikannya dengan baik. Dalam sebuah hadist pun, kita tak boleh mengatakan "ah" pada orang tua kita. Apalagi sampai menuduh pembohong seperti yang Dam lakukan.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”(QS. Al-Isra’: 23)
2. Bonding Orang Tua dan Anak melalui Cerita
Sesibuk-sibuknya kita sebagai orang tua, sebisa mungkin kita bisa membangun bonding dengan anak walaupun hanya melalui cerita di malam hari. Kegiatan itu pasti akan teringat dan membekas dalam ingatan hingga dewasa kelak. Siapa hayo yang punya kenangan tentang ini? Aku pun dulu sangat suka dan menikmati waktu cerita sebelum tidur.Apa yang dilakukan ayah Dam, mungkin cara untuk lebih dekat dengan anak. Sekaligus memberikan pelajaran tanpa harus menggurui. Anak akan lebih menangkap nasihat melalui cerita apalagi jika itu tokoh kesukaannya, dibandingkan ceramah panjang kali lebar.
Jika pun kita tak pandai bercerita kita bisa kok membacakannya melalui buku. Jadi tak ada alasan anak tak memiliki waktu bonding bersama kita. Luangkan waktu walaupun hanya sebentar sebelum anak tidur.
Sebelum jadi orang tua aku nggak paham bagaimana perasaan mereka dan sering menyakiti. Tapi sejak jadi orang tua baru aku ngerti bagaimana seharusnya bersikap pada orang tua. Betul bgt, jangan pernah sakiti hati ortu.
BalasHapusIya mba, kadang kita liatnya dari sudut pandang anak. Bukan sudut pandang orang tua jadilah suka sebel :")
HapusSaya belum baca bukunya Tere Liye yang ini. Menarik sepertinya dari Review Kak Kia. Memang kalau tema keluarga apalagi dibawakan oleh Tere Liye, kayanya kena sekali
BalasHapuscelakalah anak yang menyakiti hati orangtuanya ya mbak, Masha Allah. aku jadi teringat sama alm bapak. mengingat kapan kali terakhir sy ngobrol sederhana dan ringan seperti dam
BalasHapusBuku yang sangat bagus dan mendidik banget nih. Bisa jadi penggugah jiwa. Jadi pengen baca edisi lengkapnya.
BalasHapusbaca blurbnya aja udh emosional hehe. gak kuat ah kalo baca2 ttg ayah
BalasHapusBuku yang bagus dan menarik untuk dibaca dan mungkin makin menambah bonding anak ke ayahnya
BalasHapus