Konten [Tampil]
Pernah nggak si kepikiran alasan memilih untuk menulis? Emang masih zaman ya? Kayaknya mending bikin video terus diupload di youtube deh.
Pemikiran yang kadang memang masih terlintas olehku. Ya gimana, kalau ngomong lagi main blog nih, kok rasanya jadul amat ya. Lebih keren kalau ngomong lagi main youtube nih. Apalagi dikalangan anak kecil yang mungkin lebih familiar sama youtuber dibandingkan sama blogger.
Walaupun kadang punya pemikiran kaya gitu, nggak bikin aku bisa jauh dari dunia menulis. Setiap kali mau menjauh ada aja tali pengikat yang membuatku kembali. Sesekali jenuh wajar tetapi kalau keblabasan itu yang parah.
Makannya aku suka ikut kelas dan tantangan agar bisa melawan rasa malas itu. Salah satunya ikut komunitas One Day One Post. Komunitas yang menantangku harus posting setiap hari. Tantangan banget gak si? Apalagi buatku yang hobi rapelan posting dibanding konsisten posting. Doakan semoga bisa selesai dan nggak ngulang tahun depan ya!
3 Alasan Memilih untuk Menulis
Menulis memang terlihat kuno dan jadul kayaknya ya? Apa aku aja yang merasa gitu? 😂Bahkan katanya nggak bisa semua orang menulis. Menulis tuh susah. Padahal mah aslinya gampang, asal mau atau enggak buat memulai.
Buatku menulis tuh gampang asal jangan overthinking. Mikir ini tulisan bagus enggak. Orang bakal suka enggak. Ya udahlah, mulai aja dulu kalau mau nulis. Coba cek lagi deh apa si alasan menulis?
1. Mengikat Ilmu
Sebenarnya nggak mesti mengikat ilmu aja si. Lebih luas lagi kayaknya. Kaya mengikat cerita dari film yang ditonton atau buku yang dibaca contohnya. Eh itu juga ada ilmu atau pelajaran yang diambil juga si ya?Sejujurnya kalau buntu dan nggak ada ide, aku bakal cari dari film, buku, kajian, atau kelas yang pernah aku ikutin, baca, dan tonton. Semua itu bakal membuat kita kembali mengingat apa si intinya dan menjadi cacatan yang bisa kita buka di masa depan. Jadi kalau nggak sempat melihat secara keseluruhan, kita bisa melihat inti yang pernah kita tuliskan sebelumnya.
Dengan menulis, kita juga akan lebih mudah mengingat apa yang pernah dituliskan. Dibandingkan hanya sekedar mendengar, membaca, dan menontonnya saja. Jadi menulis adalah caraku untuk lebih mudah mengingat sesuatu dengan mengikatnya.
2. Menjaga Kewarasan Jiwa
Salah satu cara melepas stress ala aku ya dengan menulis. Mau marah, kesel, sedih, dan berbagai rasa lebih mudah disalurkan lewat tulisan. Kalau lewat tindakan dan perkataan, takut keblabasan dan malah menyakiti orang lain.Berbagai emosi yang dirasakan tuh wajar. Kalau dipendam begitu saja juga nggak baik. Jadi perlu disalurkan dengan cara yang benar. Banyak cara si sebenarnya tetapi untukku menulis adalah cara terbaik menyalurkan emosi. Sehingga kewarasan jiwa tetap terjaga. Nggak ada unek-unek yang terpendam dan hati lebih lega.
3. Cara untuk Dikenal
Dikenal bukan berarti aku ngarep buat tenar. Minimal tuh dikenal sama anak keturunan kelak dan masih diingat gitu lho walauapun cuma lewat tulisan. Namun kalau jadi banyak orang yang kenal aku karena tulisan, Alhamdulillah, berarti itu bonusnya. Semoga aja si dikenal karena tulisan yang baik dan bermanfaat, bukan tulisan galau macam abg labil gitu.Apalagi jejak digital tentang tulisan tuh nggak mudah dihapus. Makannya aku selalu berusaha untuk menulis sesuatu yang baik. Kalau dikenal dengan tulisan yang bermanfaat, siapa tau bisa jadi amal jariyah juga kan?
Dari Diary sampai Blog
Perjalananku terjun di dunia menulis itu berawal dari diary. Siapa nih yang dulu hobi nulis di diary? Apalagi aku yang susah mengungkapkan sesuatu, kalau ada apa-apa ya ceritanya ke diary. Sedih, galau, marah, bahkan putus cinta di zamannya. Kocak deh kalau baca tulisan yang ada di diary masa lalu. Antara malu dan geli gimana gitu, untungnya kan cuma aku aja yang baca.Diary memang cukup aman ya buat mengungkapkan sesuatu yang perlu disimpan sendiri. Namun nggak praktis gitu. Ribet lah pokoknya. Keribetan itu membuat temanku mengusulkan untuk menuliskannya di notes hp. Masih hp jadul gitu lah. Belum android dulu. Itu juga banyak curhatan aku walaupun akhirnya hilang setiap kali ganti hp.
Curhatan yang hilang bikin kita nggak punya memori tentang semua kisah masa lalu. Jadilah aku beralih curhat ke medsos. Cukup nyaman sebenarnya tetapi rasanya kok nggak sepenuhnya cocok. Kadang tuh ada yang suka protes, medsos ini itu bukan tempat curhat, ngapain si nulis panjang-panjang di sana. Jadilah aku kepikiran tuh.
Perjalanan itu akhirnya berujung pada blog. Blog itu kan milik kita sendiri dan memang digunakan untuk menulis. Nggak mungkin dong ada yang protes? Kan blog punya kita, tempat kita bebas berekspresi jadi kalau nggak suka jangan main lah ke blog kita.
Dari perjalanan panjang itulah aku menemukan alasan memilih untuk menulis. Di zaman orang lebih suka liat video youtube daripada baca blog. Namun aku nggak peduli si, selama masih ada mesin pencari seperti google, blog akan tetap muncul ketika mencari sesuatu. Tinggal berusaha akan menulis yang terbaik sesuai dengan kebutuhan orang lain.
BalasHapusBenar banget itu semua, dengan menulis semua unek - unek yang ada dalam hati bisa terlepaskan sehingga stres atau depresi tak akan mungkin terjadi . Namun, biasanya jika nulis menurut opini pribadi justru pembaca ngira penulisnya terlalu halu lah, cari perhatian lah, dll. Nih aja saya juga mulai nulis lagi setelah beberapa bulan lebih fakum nulis , yuk ??? Semangat ----- semangat nulis siapa tahu bisa hasilkan cuan iya gak sih ??? 👍👍👍👍👍
Saya pun dulu suka nulis diary dan jurnal Mba �� Baru sadar setelah baca tulisan Mba Zakia, kalo mungkin ini juga salah satu alasan saya suka menulis atau membaca segala macam tulisan hehe. Setuju sekali bahwa tulisan memang mengikat ilmu dan juga mengembangkan imajinasi kita. Semoga tulisan2nya senantiasa menjadi amal jariyah ya Mba.. :)
BalasHapusHihi tim rapelan ga pa pa mbak yang penting lulus terus, hari-hari fokusnya cuma satu yaitu posting udah drh haha
BalasHapusMenulis... sepertinya kita sesama penulis diary di masa silam wkwkwk...jadi, penasaran kemana buku itu sekarang
BalasHapusMenulis itu emang byk manfaatnya ya Mba, meski jdi tantangan tersendiri di jaman serba visual ini..
BalasHapusTetep semangat Menulis buat kita bersama
Dunia menulis memang sering dianggap gampang. Padahal yang menjalaninya butuh konsisten panjang karena banyak godaannya.
BalasHapus