Konten [Tampil]
Siapa si yang tak ingin bahagia merayakan cinta? Apalagi di Februari yang katanya bulan kasih sayang. Semua berlomba-lomba untuk merayakannya dan menyiapkan segala sesuatu yang berbau romantis. Tapi tak semua bisa merasakan bahagia ketika merayakan cinta. Hanya sekedar melakukannya dengan terpaksa atau seolah hal tersebut dilakukan agar terlihat saling mencintai.
Merayakan Hari Valentine
Hari valentine yang mungkin orang ketahui selalu diperingati pada 14 Februari. Entah bagaimana caranya aku sudah mengetahuinya sejak sekolah dasar. Seperti kebanyakan anak kecil lainnya pasti ingin juga dong merayakan apa yang dilakukan orang dewasa. Berbagai coklat itu yang aku pikirkan.
Semakin bertambah usia, aku mulai melupakan apa itu hari kasih sayang. Bahkan selalu melewati tanggal 14 Februari begitu saja. Tanpa ada yang spesial sama sekali. Hingga aku sadar, tanpa harus merayakan hari valentine, aku pun bisa tetap merayakan cinta kapan pun.
Berbeda dengan orang lain yang mungkin masih berlomba-lomba merayakan hari kasih sayang. Menyiapkan sebuah cara untuk melakukan sesuatu sebagai tanda cinta. Sayangnya sebagai orang Islam, aku memilih untuk tak merayakannya sejak mulai banyak anjuran untuk tak ikut-ikutan tradisi itu.
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”(HR Ahmad dan Abu Daud)“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami”(HR Tirmidzi)
Kedua hadist di atas menjadikanku tak ikut merayakan hari valentine. Bukan melarang untuk merayakan kasih sayang, tapi kenapa harus ada hari khusus untuk melakukannya? Jika aku bisa melakukannya kapan saja dan menyebut hari-hari lain sebagai hari kasih sayang juga.
4 Kunci Bahagia Merayakan Cinta
Ketika sudah menikah pastinya harus selalu merayakan cinta agar keharmonisan rumah tangga terjaga. Tak perlu menunggu hari kasih sayang, merayakan kasih sayang bisa dilakukan kapan saja. Apalagi jika 3 kunci bahagia bisa terpenuhi. Maka merayakan kasih sayang akan terasa begitu bahagia.
1. Tidak Membandingkan
Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Padahal ketika kita membandingkannya secara seksama akan terlihat sama saja dengan milik kita. Atau jika perlu tak perlu membandingkan agar tak ada perasaan bersaing rumput siapa yang lebih hijau. Begitu pula dengan hubungan dengan pasangan karena setiap pasangan memiliki cara mencintai masing-masing.
Ketika kita bahagia bersama pasangan hanya dengan menghabiskan waktu berdua di rumah, maka jangan bandingkan dengan mereka yang berlibur. Cukup pikirkan perasaan bahagia yang muncul bukannya membandingkan dan memaksakan untuk berlibur, yang akhirnya membuat kita lelah.
Atau bisa jadi sebaliknya, kita bahagia dengan cara berlibur lalu membandingkan dengan mereka yang di rumah saja. Akhirnya menilai kebahagiaan bersama pasangan terlihat harus selalu mengeluarkan uang. Padahal bisa saja hanya berdua di rumah saja.
Jika kita sibuk membandingkan dan menilai siapa yang lebih baik dalam merayakan cinta bersama pasangan, hal tersebut tak akan ada ujungnya. Merasa bahagia dan dicintai setiap orang itu berbeda, tak ada indikator pasti. Jadi selama kita merasakan bahagia dengan pasangan, maka lakukan hal tersebut. Tak perlu melihat cara orang lain jika memang tak sesuai.
2. Turunkan Ekspektasi
Sebagai perempuan terkadang memiliki ekspektasi yang tinggi pada pasangan. Boleh saja tapi harus siap untuk patah hati atau kecewa. Apalagi jika kita diam-diam saja tanpa mengungkapkan apa yang kita inginkan.
Apalagi jika melihat drama korea yang luar biasa romantisnya. Langsung deh kita membayangkan rasanya diposisinya perempuan di cerita itu. Memiliki pasangan yang mengerti perempuan dan menunjukkan rasa cintanya hingga membuat hati meleleh. Tapi itu hanyalah cerita yang jarang bisa terjadi di dunia nyata.
Menurunkan ekspektasi membuat kita akan merasa bahagia merayakan cinta dengan cara sederhana. Bukan cara-cara yang luar biasa nan romantis.
3. Jadikan Kebutuhan
Merayakan cinta jangan dianggap kewajiban tapi jadikan kebutuhan kita. Akan terasa seperti beban yang berat jika itu dipandang sebagai kewajiban, tapi beda dengan kebutuhan yang akan terasa menyenangkan. Layaknya anak kecil yang belum memahami jika makan itu kebutuhan. Maka dipikirannya makan akan menjadi hal yang menyebalkan. Apalagi terpaksa melakukannya, jadilah muncul gerakan tutup mulut.
Merayakan cinta sebagai kebutuhan tak akan membuat kita berharap lebih dari pasangan. Bahkan kita bisa dengan sukarela melakukan hal-hal menyenangkan untuk menjaga harmonisasi pernikahan. Hal itu nantinya yang akan menyadarkan pasangan untuk melakukan hal lain yang membahagiakan juga untuk kita. Bukan terpaksa melakukan sesuatu karena tuntutan.
4. Kenali Bahasa Cinta
Bahasa cinta mulai familiar bagi para pasangan yang sudah menikah. Bahasa cinta ini akan membantu para pasangan agar mengetahui apa si yang membuat dirinya dan pasangannya bahagia. Dengan begini maka akan bisa merayakan kasih sayang dengan bahagia.
Bahasa cinta akan membuat seseorang tak harus mencoba mencari dan menerka-nerka apa yang harus dilakukan agar pasangan bahagia. Sering kali skenario yang muncul tak sesuai dengan keinginan pasangan. Berujung tak saling merasakan kasih sayang yang sebenarnya sedang diberikan. Jadilah muncul bahasa cinta sebagai solusi untuk memudahkan memahami keinginan pasangan agar merasa dicintai.
Menjadikan 4 hal tersebut sebagai kunci bahagia merayakan cinta, akan terasa lebih ringan menjalankannya. Cinta memang tak berwujud bahkan dilihat pun tak bisa, tapi akan mudah terasa jika dilakukan dengan ikhlas dan tulus. Jadi apakah ada kunci lain yang bisa dijadikan alasan merayakan kasih sayang dengan bahagia?
Setuju, merayakan cinta bisa kapan aja bahkan setiap hari. Ketika bangun tidur, trus liat dia masih ada di samping. Itu namanya udah merayakan cinta.
BalasHapusIya mba, kalau setahun sekali bisa luntur cintanya wkk
HapusMerayakan cinta nggak harus hal besar ya, bisa dimulai dari hal-hal kecil. Senyum tiap kali lihat pasangan meski senyebelin apapun juga merayakan cinta hehe.
BalasHapusIya mba, nggak harus hal besar. Kaya Mba Marita dan suami kalau di grup juga wkk
Hapusidem
HapusAku mengenal valentine sejak SMA kalau gak salah. Atau sebelumnya, ya. Tidak aku perhatikan sih, hehe
BalasHapusMenurunkan ekspektasi yang ada dipikiran kepada pasangan, setuju.
let's love every single time, every single day in our life
BalasHapusaku suka hari valentine, soalnya banyak diskon coklat hehe, terima kasih 4 tipsnya, sepertinya sederhana tapi susah dilakuin
BalasHapusSatu hal yang sering dilakukan suami untuk merayakan cinta: Membawa pulang martabak manis tanpa harus diminta.
BalasHapusMembandingkan diri dengan yang lain bisa jadi pangkal keterpurukan wkwkwk. Makasih mbak zakia tipsnya, aku akan turunkan lagi ekspektasi yang berlebihan ..
BalasHapusAku akan coba untuk menurunkan sebuah ekspetasi yang berlebihan.. terimakasih mbak Zakia.. aku tertampar-tampar sama tulisannya... Huhhuuhhh
BalasHapusAku masih belum tau bahasa cinta hehe, apalagi aku orangnya susah baca wajah orang
BalasHapusKebetulan aku dan suami punya bahasa cinta yg beda mbak, dan emang bener sih, kalo kita sama2 tau bentuk bahasa cintanya, kita nggak akan menuntut banyak hal
BalasHapusMembandingkan diri dengan orang lain memang asal muasal ketidakbahagiaan. Makin dibandingkan malah makin kesel sendiri
BalasHapusEkspektasi pas nonton drama dgn tingkat baper yg tinggi. Trs mulai deh mengkhayal wkwkwk
BalasHapusUjung2 nya kecewa.
Kapan bahagia nya yaa, kalau patokan hidup ada sama org lain 😁
Waaah... tulisan yang keren. Simpel tapi menarik sekali...
BalasHapusMalah bisa buat materi kajian nih
Barakallah mbak Zakia
Tadinya aku mau protes sama mbak Zakia kenapa bahas perayaan Valentine. Ternyata judul dan paragraf pengantar nya cukup klik-bait yaaahh haahaah
BalasHapusBahagia Merayakan Cinta, aku jadi teringat buku yg ditulis Ustdz Salim A Fillah nih heheee