Konten [Tampil]
Tau kah jika anemia defisiensi besi itu salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia? Bahkan menjadi tantangan kesehatan lintas generasi. Pada perayaan hari gizi nasional yang jatuh di tanggal 25 Januari 2021, masalah anemia menjadi salah satu fokus isu yang diangkat.
Anemia tak bisa disepelekan begitu saja karena tak hanya menimbulkan dampak jangka pendek saja tetapi juga jangka panjang. Dengan mengetahui hal tersebut maka akan memahami jika anemia akibat kurang zat besi ini merupakan masalah yang serius.
Anemia Defisiensi Besi
Anemia merupakan kondisi kadar hb yang rendah dengan ditandai sirkulasi sel darah merah yang kurang. Di Indonesia paling banyak ditemukan kasus anemia akibat kurangnya zat besi. Padahal kebutuhan zat besi khususnya pada anak dan ibu hamil jumlahnya tidak terlalu besar tetapi masih ditemukan banyak kasus anemia akibat kurangnya zat besi. Hal tersebut disebabkan asupan makanan, sakit, ataupun penyebab lainnya.
Masalah asupan makanan menjadi alasan yang paling banyak menyebabkan kurangnya zat besi. Masyarakat yang lebih dominan mengkonsumsi makanan sumber nabati daripada hewani tersebut menjadi alasan asupan energi dan protein rendah. Sehingga menjadikan defisit energi, protein, dan mikronutrient lalu terjadilah anemia kurang zat besi.
Asupan Gizi Sumber Zat Besi
Makanan yang menjadi sumber zat besi terdiri dari dua jenis yaitu heme dan non heme. Zat besi heme berasal dari protein hewani dan proses penyerapan zat besi terjadi secara langsung. Sedangkan zat besi non heme berasal dari protein nabati dan proses penyerapan zat besi tidka terjadi secara langsung. Terdapat faktor yang mempercepat maupun memperlambat penyerapan zat besi non heme. Sehingga lebih mudah mendapatkan asupan zat besi dari heme dibandingkan non heme.
Jika ingin mendapatkan asupan zat besi dari non heme secara maksimal maka pilihlah daun hijau karena kandungan zat besi yang tinggi. Ketika mengkonsumsi zat besi nabati pun harus bersamaan dengan mengkonsumsi vitamin C dan asam sitrat. Selain itu, perlu menghindari makanan yang mengandung fitat, tanin, polifenol, kalsium, dang zinc.
Gejala Anemia
Seseorang yang mengalami anemia akan mengalami gejala yang mungkin muncul. Sehingga kita perlu mengenal gejala apa saja yang akan dialami orang yang anemia.
Secara umum terdapat delapan gejala yang dirasakan oleh orang yang anemia, seperti kelopak mata pucat, kulit pucat, sakit kepala, tekanan darah rendah, nafas cepat/sesak nafas, nadi cepat, dan otot yang lemah. Jika anemia sudah kronis maka penderita anemia akan mengalami pembesaran limpa sebagai gejalanya.
Ibu hamil akan memiliki beberapa gejala yang perlu diperhatikan, seperti wajah (kelopak mata dan bibir tampak pucat), kurang nafsu makan, lesu dan lemah, cepat lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang. Sedangkan gejala anemia yang mucul pada anak adalah rewel, lemas, pusing, tidak nafsu makan, gangguan konsentrasi, gangguang pertumbuhan, cenderung mengantuk, dan tidak aktif bergerak.
Dengan mengenal gejala yang muncul tersebut maka kita akan dapat mencegah ataupun mengetahui sejak awal. Sehingga anemia tak akan menimbulkan dampak jangka panjang yang tak diinginkan.
Dampak Anemia
Secara umum anemia akan berdampak pada 5 hal, yaitu:
1. Daya tahan tubuh akan menurun
2. Kebugaran akan menurun
3. Infeksi yang dialami akan meningkat
4. Prestasi menurun
5. Kinerja akan menurun
Orang yang mengalami anemia akan mengalami infeksi secara terus menerus yang berakibat pada prestasi dan kinerja yang menurun tersebut. Sedangkan pada ibu hamil akan memiliki dampak yang cukup serius pada kehamilan, seperti :
1. Bayi akan lahir prematur
2. Ibu akan mengalami pre eklamsia
3. Ibu akan mengalami infeksi
4. Terjadi pendarahan pasca melahirkan
5. Gangguan pertumbuhan janin yang bisa menyebabkan bayi stunting
6. Gangguan fungsi jantung pada ibu
Dari dampak umum dan dampak yang akan dialami oleh ibu hamil, anemia tak boleh dianggap enteng. Bahkan menjadi masalah serius yang harus ditangani. Jika tidak maka ibu yang memiliki masalah anemia akan melahirkan anak yang memiliki masalah yang sama.
Penanganan Anemia dan Masalah Gizi Lainnya
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah nutrisi khususnya anemia pun harus dilakukan secara lintas usia, mulai dari bayi hingga lansia.
1. Ibu Hamil
Pengangan masalah gizi pada ibu hamil dilakukan dengan memberikan suplementasi besi folat, pemberian makanan tambahan, penanggulangan kecacingan, dan suplemen kalsium.
2. Ibu Menyusui
Penanganan masalah gizi adalah dengan promosi menyusui atau asi eksklusif dan konseling menyusui. Sehingga ibu menyusui akan mengupayakan anaknya untuk mendapatkan asi eksklusif dan mengetahui cara menyusui yang baik.
3. Bayi dan Balita
Penanganan masalah gizi pada bayi dan balita adalah pemantauan pertumbuhan, pemberian suplemen vitamin A, pemberian garam/iodium, pemberian makanan tambahan/MPASI, fortifikasi besi, zinc, pemberian obat cacing, dan susu pertumbuhan jika diperlukan. Pemantauan bayi dan balita tersebut dilakukan oleh bidan desa dan ahli gizi puskesmas agar bayi dan balita tak mengalami masalah gizi. Jika terdapat masalah maka akan dilakukan tindakan khusus sesuai dengan masalah gizi yang dialami.
4. Usia Sekolah
Penanganan masalah gizi pada anak usia sekolah dengan melakukan imunisasi sesuai dengan ketentuan untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, adanya pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah khususnya yang mengalami masalah gizi.
5. Remaja dan Usia Produktif
Pada usia remaja maka akan dilakukan edukasi tentang kespro remaja agar remaja paham dan sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi tersebut. Selain itu, adanya konseling akan gizi dan suplementasi fe bagi remaja dan usia produktif.
6. Lansia
Kesehatan gizi pada lansia juga harus diperhatikan dan dilakukan penanganan dengan adanya konseling gizi. Dengan konseling tersebut akan dapat dilakukan pelayanan gizi lansia sesuai dengan kebutuhan.
Upaya penanganan anemia tersebut dilakukan oleh dinas kesehatan, dinas pendidikan, sekolah, orang tua, organisasi, masyarakat, puskesmas, posyandu, dan pihak swasta seperti Danone Indonesia. Dengan adanya kerjasama makan penanganan anemia defisiensi besi dapat diatasi dan tidak lagi menjadi tantangan kesehatan lintas generasi.
Ternyata akibat anemia, ngeri juga ya...
BalasHapusDi sini siswa-siswa SMP-SMA mendapat bantuan tablet tambah darah dari pemerintah provinsi, kak
Anemia pada ibu hamil sangat konsen di pantau, makanya ibu hamil wajib konsumsi tablet tambah darah dan folat, fungsinya yaitu bisa meningkatkan kadar HB darah jadi bisa mengurangi segudang efek negatif dari anemia yang beresiko bagi ibu dan janin.
BalasHapusDi webinar ini, saya baru tahu loh tentang penyerapan zat besi mana yang menghambat dan mana yang membantu penyerapan, serta bagaimana tipsnya. Bagus banget materinya, dan informasi seperti ini memang harus banyak disebarluaskan.
BalasHapusHalo mbak.. Saya blm terlalu memahami nih. Jadi contoh makanan yg ada heme iron nya makanan apa yaa?
BalasHapusTakut banget dulu waktu anakku di test gejala anemia, langsung sumpelin ati ayam selama 2 bulan full T.T
BalasHapusmasyaallah... nice sharing. terima kasih mbak, jadi tahu tentang anemia
BalasHapuswah artikel seperti ini sih, penting dan harus di save, kalo enggak bisa kelupaan... mksh byk yo mbak... salam knl, saya follow blognya.. :D
BalasHapus
BalasHapusNambah ilmu lagi. Jazakillah Mbaaa
Anemia memang masih menjadi masalah kesehatan terutama bagi remaja dan ibu hamil. Akibat dari anemia ini banyak sekali. dengan adanya tulisan blog ini semoga bisa dibaca banyak orang bahwa anemia bisa diatasi bila permsalahannya intake makanan. Sedangkan anemia yang disebabkan oleh hal lain perlu konsultasi dengan dokter agar dapat diatasi.
BalasHapusMba mau tanya ini "Selain itu, perlu menghindari makanan yang mengandung fitat, tanin, polifenol, kalsium, dang zinc " efeknya seperti apa Mba ?
BalasHapusDarah rendah dan anemia. Aku banget nih mba. Jadi memang harus fokus perhatikan asupan gizi tiap kali makan. Apalagi aku yang suka jajan jajan. Makan cuma nyari kenyang, tapi gizinya kinim
BalasHapusSedih ya 1 dari 3 anak kekurangan zat besi, moga anak indonesia smakin tercukupi gizinya
BalasHapuswah menarik sekali bahasan anemia ini. rasanya hampir semua sakit berakar dari apa yang kita makan yaa
BalasHapus