Konten [Tampil]
Kata terima kasih dan maaf mungkin kata pokok yang sering diucapkan. Bahkan hampir diucapkan berkali-kali dalam satu hari. Tapi pernahkan mengucapkan kata tersebut untuk diri sendiri? Sekedar untuk menyampaikan sebuah rasa menghargai diri sendiri atas apa yang telah dilakukan selama ini.
Terima kasih telah bekerja keras selama ini. Hingga mungkin lupa meluangkan waktu sekedar untuk menghibur diri. Tapi maaf bila hasil kerja keras selama ini belum sesuai dengan ekspektasi. Maaf bila aku tak seperti orang lain yang selalu menjadi juara maupun rangking pertama. Tak apa setidaknya sudah berusaha walaupun terkadang gagal. Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali kan? Aku tak akan tau seperti apa hasilnya. Hanya akan menjadi bayang-bayang pengandaian "jika aku begini atau jika atau begitu".
Terima kasih telah berdamai dengan masa lalu. Walaupun masih ada luka yang masih membekas. Tapi maaf jika aku terkadang masih terngiang-ngiang masa lalu hingga kembali terluka. Aku mungkin bukan seperti orang kebanyakan yang mudah melupakan masa lalu atau bersikap sebodo amat. Setidaknya aku belajar untuk berdamai, tak menyesali apa yang terjadi pada masa lalu. Masa lalu cukup hanya dikenang sebagai pelajaran hidup untuk ke depan bukan hidup dengan masa lalu.
Terima kasih telah memaafkan orang-orang menyakiti hati. Tapi maaf bila aku tak bisa melupakan hingga meyakini bila perkataan mereka itu benar. Tak salah memang, tapi apa gunanya mendengarkan mereka yang berusaha menjatuhkan? Mereka tidak akan membantuku bangkit saat aku benar-benar terjatuh. Mungkin malah akan senang dan menertawakan itu semua. Biarkan saja, cukup berlalu dengan sikap masa bodo hingga mereka tak sadar aku sudah melangkah lebih jauh dari titik pertama aku memulai.
Terima kasih telah menjadi diri sendiri. Tapi maaf bila aku pernah berusaha menjadi orang lain atau iri dengan mereka. Wajar itu terjadi bila aku selalu membandingkan antara aku dan orang lain karena kehidupan orang lain terlihat lebih menyenangkan. Selalu akan tampak begitu karena orang tak akan menampakkan kekurangan mereka atau sekedar rasa sedihnya, tapi akan selalu menampakkan kelebihan dan kebahagiaan mereka. Akan ada orang yang selalu iri dengan apa yang mungkin aku lakukan tapi aku tak tau. Jadi lebih baik menjadi diri sendiri daripada bersusah susah menjadi orang lain. Dan tak lupa bersyukur.
Terima kasih telah bekerja keras selama ini. Hingga mungkin lupa meluangkan waktu sekedar untuk menghibur diri. Tapi maaf bila hasil kerja keras selama ini belum sesuai dengan ekspektasi. Maaf bila aku tak seperti orang lain yang selalu menjadi juara maupun rangking pertama. Tak apa setidaknya sudah berusaha walaupun terkadang gagal. Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali kan? Aku tak akan tau seperti apa hasilnya. Hanya akan menjadi bayang-bayang pengandaian "jika aku begini atau jika atau begitu".
Terima kasih telah berdamai dengan masa lalu. Walaupun masih ada luka yang masih membekas. Tapi maaf jika aku terkadang masih terngiang-ngiang masa lalu hingga kembali terluka. Aku mungkin bukan seperti orang kebanyakan yang mudah melupakan masa lalu atau bersikap sebodo amat. Setidaknya aku belajar untuk berdamai, tak menyesali apa yang terjadi pada masa lalu. Masa lalu cukup hanya dikenang sebagai pelajaran hidup untuk ke depan bukan hidup dengan masa lalu.
Terima kasih telah memaafkan orang-orang menyakiti hati. Tapi maaf bila aku tak bisa melupakan hingga meyakini bila perkataan mereka itu benar. Tak salah memang, tapi apa gunanya mendengarkan mereka yang berusaha menjatuhkan? Mereka tidak akan membantuku bangkit saat aku benar-benar terjatuh. Mungkin malah akan senang dan menertawakan itu semua. Biarkan saja, cukup berlalu dengan sikap masa bodo hingga mereka tak sadar aku sudah melangkah lebih jauh dari titik pertama aku memulai.
Terima kasih telah menjadi diri sendiri. Tapi maaf bila aku pernah berusaha menjadi orang lain atau iri dengan mereka. Wajar itu terjadi bila aku selalu membandingkan antara aku dan orang lain karena kehidupan orang lain terlihat lebih menyenangkan. Selalu akan tampak begitu karena orang tak akan menampakkan kekurangan mereka atau sekedar rasa sedihnya, tapi akan selalu menampakkan kelebihan dan kebahagiaan mereka. Akan ada orang yang selalu iri dengan apa yang mungkin aku lakukan tapi aku tak tau. Jadi lebih baik menjadi diri sendiri daripada bersusah susah menjadi orang lain. Dan tak lupa bersyukur.
Posting Komentar
Posting Komentar